Matt Mullenweg, Technopreneur sukses yang juga memulai apa adanya

Malam ini nonton TVOne, 16 Januari 2009, 21.40,  menampilkan Matt Mullenweg, WordPress Founder... ditemani Pak Nukman Luthfie.

Lagi-lagi mendengarkan cerita sukses technopreneur dotcom yang memulainya karena hobi.

Mereka, Orang-orang sukses yang sukses dalam kiprahnya di dunia internet, yang membuat aplikasi yang running on the net, umumnya memulainya apa adanya, tanpa bikin blue print, long term plan, etc... etc... memulainya karena mereka senang dalam melakukannya.

Para technopreneur tsb, memulainya karena kesenangan, karena hobi tanpa berpikir jauh bahwa usaha nya tsb harus menghasilkan duit yang bejibun.

Matt Mullenweg, WordPress Founder tsb, yang sekarang masih berumur 25 tahun  cerita, dia memulai coding Wordpress awalnya adalah untuk dipakai sendiri. Dia juga cerita, dia bukanlah orang informatics/computer, bidang dia aslinya adalah saxophone + politics. Coding Wordpress adalah awalnya untuk keperluan sendiri karena dia suka membuat album foto digital.

Amazing, ya!

Saya masih ingat juga, saya pernah pakai Worpress paling awal dulu, sangat sederhana... Saat itu, code wordpress saya taruh di lycos.co.uk, karena belum ada hosting wordpress.com. Saya juga waktu itu males-malesan nulis di Blog, maklum waktu itu belum semeriah sekarang, hehe...

Lihat saja blog lama saya, tertanggal April 2004. Jadi saat itu saya pakai wordpress code yang masih lama dan belum cantik seperti sekarang. Bener seperti yang Matt bilang di TVOne tsb, dia aslinya dia bukan programmer, dia waktu itu juga masih belajar coding Worpress, makanya normal saja jika waktu itu wordpress yang saya pakai masih cupu, hihihi...

Balik lagi ke technopreneur sukses yang memulainya karena hobi, tanpa memikirkan bakalan jadi duit atau tidak usahanya tsb, tanpa membuat blue print, long term plan, etc etc... Sekarang anda check, ada juga Markus Frind yang pernah saya muat di blog saya, mencetak Rp.110Milyar dalam setahun, dia juga memulainya dari nol, nol dari segi modal, nol dari segi kompetensi.

So, apa kesimpulannya? Silakan anda intepretasikan sendiri-sendiri... :)

Monggo silakan dikomentari...
LihatTutupKomentar