Robert T Kiyosaki Good Debt VS Bad Debt

Good debt vs Bad Debt....


Topik ini bicara tentang investing culture..., soal kebiasaan. Topik yang sangat sederhana tetapi faktanya tidak semua orang bisa langsung adopt, bagaimana membangun bisnis dengan hutang yang "good debt".


Saya pun walau dilahirkan dari keluarga wirausaha, yaitu ibunda saya, tetapi ibu saya tidak mewariskan budaya untuk utilize good debt. Ibu saya benar-benar tidak mau bersentuhan dengan debt, bahkan good debt sekalipun.


Bahkan dalam membeli rumah saja bliau waktu itu menekankan kepada saya, beli dari tabungan saja, seadanya... tidak usah memaksakan diri. Biar kepala tidak pusing memikirkan beban debt. Dan saya pun menuruti ibu waktu itu.


Tahun ini, akhir 2009, saya mencoba me-review ulang budaya tersebut dan berencana merevisinya. Tentu kita tidak bisa menyamaratakan good debt dan bad debt. Good debt untuk investasi tentu saja berbeda 180 derajat thd bad debt untuk konsumsi/gaya hidup.


Walaupun saya sudah berlatih menggunakan Good Debt dalam skala kecil, tetapi belum terlalu serius. Hal itu saya terapkan dalam bisnis investasi saham time frame short - medium term.Yang saya suka dari model 'good debt' dalam investasi saham adalah, debt dihitung cost of money nya hanya jika sedang dalam posisi porto. Sehingga jika tidak dalam posisi, maka tidak ada beban cost of money sama sekali.


Jadi saya sudah mulai mengerti dan sudah mendapatkan feel, apa itu "Good Debt". Sehingga Insya Allah tahun 2010, saya sudah siap menjalankan Good Debt strategy secara lebih serius lagi.


Erase your debt as soon as possible and start building your "Good Debt"


...It's become even clearer to me that what Robert talks about and teaches is more important than ever. Financial education is crucial to this country at this point, and Robert's acumen in this area cannot be disputed. (Donald J. Trump)



Berikut secuplik materi Good Debt VS Bad Debt dari Robert T Kiyosaki (Banyak kontroversi tentang Kiyosaki, tetapi bagi saya, materi dia sangatlah berguna.)


Sangat sederhana konsepnya, tapi banyak dari kita yang barangkali belum menerapkan dengan benar. Bahkan ada yang tercebur dalam bad debt seperti kartu kredit untuk belanja gaya hidup, kredit mobil yang berlebihan, etc.


Coba anda lihat, contoh Good Debt dengan membeli rumah yang menghasilkan Cash Flow positif. Jadi jika action, fokus kemudian berubah, dari soal pro con Debt beralih menjadi bagaimana mendapatkan rumah via cicilan. Dengan syarat rumah tsb harus bisa menghasilkan Cash Flow positif thd (cicilan + cost operasi).







Anda punya pengalaman serupa? Monggo silakan dikomentari...

LihatTutupKomentar