Sistem hukuman adalah pola pendidikan yang kurang mendidik, cobalah pakai: Encouragement

Saya menulis di Status FB saya http://bit.ly/aqhNQm sebagai berikut:
Contoh Pendidikan yang tidak mendidik. UAN: Benar: +4, Kosong: 0, Salah: -1.
Anak tdk didorong u/ berani Action yg lbh penting dr benar salah.

Dari rekan-rekan FB ada yang Pro dan Kontra.

Saya sendiri berpendapat:
Bagiku ini soal Fundamental, Pendidikan yang bener adalah lebih menekankan membangun Sikap Mental, untuk berani Action, tidak takut berbuat salah. Hasil yang baik adalah BONUSnya sebagai buah dari sikap mental berlatih dan action terus menerus. Dan ini sifatnya Automatically.
Karena takut berbuat salah (salah = -1, doing nothing = 0), akhirnya yg terjadi adalah banyak yg terjebak doing nothing.
Doing nothing itulah merupakan produk dari pendidikan model seperti itu, terlihat dari fakta jumlah entrepreneur di Indonesia yang jauh dibawah rata-rata.

Kalau boleh saya tambahkan, sebenarnya maksud saya adalah seharusnya kita harus lebih fokus untuk memakai pola Encourage dalam mendidik anak didik kita, baik itu anak/murid atau istri atau bawahan/karyawan atau siapapun yang kita didik.

Malahan ada juga tulisan ringan Rhenald Kasali, Encouragement: http://bit.ly/cqt2Z6 , isi artikelnya adalah pesan pentingnya menghindari pendekatan hukuman dalam mendidik. Lebih fokus pada: merangsang orang agar maju.

Juga Nukman L berpendapat sama sbb:
Encouragement tdk hanya berlaku utk mendidik anak, tetapi juga melahirkan karyawan yg hebat, bukan sekadar disiplin

Kita sering me-nakut2i anak (didik). Rasa takut memang melahirkan kedisiplinan, tapi jarang melahirkan orang hebat

Ingat pak Tino Sidin (alm) yg selalu bilang "baguuuuuus" utk setiap hasil gambar anak2. Itulah edukasi yg benar: encouragement

Monggo silakan dikomentari :)
LihatTutupKomentar