Cara Investasi ala Sopir Taxi sebagai Mitra Usaha Bisnis Taxi

Artikel ini berisi Story Sopir Taxi yang bekerja sambil mencicil unit mobilnya. Pola ini sudah mulai umum terjadi di lapangan. Pola yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik Pengusaha Taxi maupun Sopir Taxi yang menjadi Mitra Usaha.

Barusan ngobrol dengan pengemudi Taxi selama perjalanan dari rumah ke terminal 2F Bandara Soetta.

Saya naik Taxi Putra, saya nanya ke pengemudi: Ini Taxi sendiri ya Pak?

Pengemudi menjawab:
Iya Pak, paket cicilan Pak. Setiap hari saya setor ke PT untuk menutup cicilan harian dan biaya lain.

Ternyata pengemudi tsb bukan pengemudi biasa, dia juga menjadi mitra pengusaha Taxi. Unit mobil adalah milik pengemudi, tetapi pembelian unit mobil menggunakan pola cicilan harian. Cicilan merupakan salah satu komponen biaya setoran harian.Si pengemudi cerita, selain Taxi Putra, juga ada perusahaan Taxi lain yang menggunakan pola kerjasama yang mirip, yaitu Taxi Express.

Saya tanya: 'Apa syarat seorang pengemudi bisa mengikuti, paket kerjasama Taxi?'
Dia menjawab:
Siapa saja boleh ikut pak, asal bayar DP, mahir mengemudi dan sudah tinggal di Jakarta selama 3 bulan. DP nya 6.5 juta rp, pak.Kemudian dia menambahkan, 'Berdasarkan pengalaman saya, peserta kerjasama harus mempunyai pengemudi cadangan. Pengemudi cadangan bertugas menggantikan jika saya istirahat libur. Nggak kuat pak saya jika maksain aktif 30 hari dalam sebulan. Badan saya bisa jebol jika memaksakan diri', tuturnya dengan dialek Ngapak Banjarnegara.

Saya tanya lagi: 'Apa keunggulan pola kerjasama Taxi Putra?'

Jawab pengemudi:
Putra punya fleksibilitas pelunasan unit mobil bisa lebih cepat, jika setoran 300 ribuan/hari lancar maka mobil bisa menjadi milik sendiri dalam waktu 3 tahunan. Sedangkan Taxi Express tempo nya dijadikan fix, dalam waktu 6 tahun harus setor dengan jumlah yang sama secara kontinyu.

Kemudian dia nerocos,
Selain itu managemen Taxi Putra kesejahteraan lebih bagus, pak. Banyak fasilitas seperti kesehatan, renovasi rumah, dll. Taxi lain saya rasa belum ada', tuturnya.

Begitulah Bro & Sis, cerita Sang Pengemudi Taxi selama perjalanan ke bandara. Ternyata dia bukan sopir Taxi biasa ya?
Dia adalah mitra usaha suatu Perusahaan Taxi, yang "ber-investasi" unit mobil secara mencicil.

Dia bukan karyawan biasa yang makan gaji buta. Dia adalah self employee yang berani mengambil resiko, jika malas narik Taxi maka dia akan gagal bayar setoran harian. Yang bisa berakibat numpuk utang  taxi setoran bahkan pinalti berat.

Mari kita angkat topi buat pak Sopir yang bukan Sopir biasa!

Monggo silakan dikomentari :)
LihatTutupKomentar