Pembelajaran di Masa Pandemi (part 1 - Bagaimana bersikap)

Pembelajaran di Masa Pandemi yang telah kita hadapi selama Pandemi Covid19 ini suka tidak suka sedang kita hadapi bersama.


Pandemi menjadi Katalis lahirnya Kultur Baru Komunikasi Daring

Banyak pro dan kontra dengan pembelajaran daring. Akan tetapi suka atau tidak suka selama pandemi pembelajaran daring adalah solusi. Sehingga inovasi layanan pembelajaran jarah jauh (PJJ) melalui daring mendadak menjadi cara utama untuk pembelajaran. Mendadak pandemi menjadi katalis adopsi teknologi dan habit ber-online conference.
Tidak hanya PJJ (Learn from Home), bekerja dengan WFH (Work form Home) pun banyak mengandalkan teknologi dan habit ber-online conference.

Bagi pendidik, pembelajaran di masa pandemi mau gak mau kita selenggarakan melalui pembelajaran daring dengan memanfaatkan layanan-layanan inovasi online conference yang tersedia seperti zoom, ms-teams, google-meet dan lain lain.

Strategi Pembelajaran di Masa Pandemi

Trus bagaimana strategi pembelajaran melalui Daring?
Jelas bahwa pembelajaran melalui daring membutuhkan shifting kultur lama ke kultur yang baru. Kultur pembelajaran yang lama yang agak condong ke 

  • asal ada presensi,
  • pendidik cenderung menjadi pengajar bukan menjadi fasilitator,
  • pendidik cenderung enggan mengimplementasikan goal kurikulum baru.
Juga adanya kelemahan-kelemahan kultur lama yang akhirnya pada pembelajaran daring selama pandemi menjadi tidak relevan lagi. Faktor ortu siswa terlibat dan memonitor selama pembelajaran daring, turut mendorong kultur lama akhirnya menjadi usang.

  • Dengan pendidikan yang lebih transparan (adanya keterlibatan ortu siswa) pembelajaran harus di saatnya shifting ke pendidikan yang lebih berkualitas sesuai perkembangan kurikulum baru (high order thinking, kapasitas belajar mandiri siswa, dll)
  • Pendidik mau gak mau menerapkan kultur pembelajaran yang baru yaitu semula sbg pengajar shifting menjadi fasilitator untuk konsisten membangun kemampuan belajar mandiri siswa
  • Kemasan kurikulum sebelum pandemi yang (maaf) banyak pelajaran yang tidak penting/tidak sesuai dengan jaman, sebaiknya dijadikan beban selama pembelajaran daring. Selama pandemi di sarankan untuk meningkatkan kualitas pelajaran yang core, penting dan fundamental. Maksudnya yang mana? Silakan cek standar kurikulum global, sadari dunia sudah lama menjadi flat karena daring, berkacalah pada standar keluaran skill global era now. Sejauh ini kurikulum baru sudah mendekati tuntutan jaman, konsistenlah dalam memperjuangkan implementasinya.
  • Saya tulis ulang lagi: selama pembelajaran daring saat pandemi, hilangkan/kurangi secara signifikan pelajaran yang tidak penting, hilangkan pemberian tugas yang tidak penting. Bergeserlah untuk fokus pada 1) Peningkatan kualitas pelajaran utama PLUS 2) Penampahan pelatihan life-skill era now (sesuai pilihan).

Kultur New Normal Jalan Terus bahkan pada paska Pandemi
Sehingga pembelajaran daring selama pandemi yang notabene secara produk online yang dipakai menjadi teradopsi secara masal menjadi kultur baru. Perlu kita sadari bersama, kultur baru pembelajaran daring ini menjadi new normal. Artinya nanti setelah masuk ke era paska pandemi, lanskap dunia pembelajaran tidak akan kembali ke kultur yang lama.
Kultur baru daring akan terus menjadi habit sehari-hari bagi pendidik, siswa dan ortu siswa.

Ayuk, Menyalip di Tikungan
Inilah saatnya memanfaatkan momentum untuk menguatkan pelajaran utama/core yang sesuai dengan kebutuhan jaman. Kurangi/hilangkan pelajaran tidak penting, kuatkan pelajaran utama. Dengan menghilangkan beban yang tidak penting, kita menjadi bisa menambahkan "lifeskill era now".

Riilnya Bagaimana?
Apakah strategi artikel ini masuk akal dan bisa diimplementasikan? Apakah ada contoh riil seperti yang dimaksud artikel ini?
Baik, saya berikan satu contoh skill yang diadopsikan ke salah satu siswa SMP, silakan menyimak dan mempelajari channel siswa tsb berikut ini sebagai inspirasi: 
Adapun pembelajaran tambahan "life-skill era now" yang diadopsikan pada siswa SMP tersebut antara lain: english conversation, computational thinking for kidz, design thinking, video editing, programming/coding, dll. Silakan explore channel tsb.

Less talk, do more. Let's Action!
Sedulur sekalian silakan menambahkan contoh inspirasi lain, keluaran seperti apa yang bisa kita adopsikan? Seperti apa contoh/model skill siswa yang bisa kita jadikan inspirasi untuk segera kita adopsikan pada anak kita/siswa kita. 
Monggo tambahkan contoh/model, bisa anda tuliskan pada komentar pada bagian bawah artikel ini.



LihatTutupKomentar