PR Is Dead As We Know It!!!

*Taken from my new book: "CROWD: Marketing Becomes Horizontal"

Sejak dini eBay sadar harus secara jujur dan transparan melakukan conversations dengan seluruh stakeholders-nya.
Caranya?
Secara cerdas memanfaatkan medium corporate blogging.

Langkah awalnya, eBay menyewa veteran social media, Richard Brewer-Hay, untuk merancang dan meluncurkan sebuah blog. eBay Ink, yang memberikan akses langsung bagi pelanggan untuk berkomunikasi secara langsung dan transparan dengan eBay. Singkatnya, eBay Ink merupakan media dimana investor, analis, karyawan, buyers-sellers di eBay, dan pengguna Paypal dan Skype dapat berdialog dengan siapapun orang di dalam perusahaan, dari satpam hingga CEO.

Yang menarik, Brewer-Hay disewa eBay sebagai blogger yang independen, tidak memihak baik kepada eBay maupun pihak di luar eBay yang menjadi audiensnya. Usut punya usut, sejak awal disewa, Brewer-Hay sudah meminta eBay meneken kontrak yang membebaskan dirinya ngomong apapun di blog: hal baik maupun jelek. Pokoknya dia menulis apa adanya secara seimbang, dengan kejujuran, dengan transparansi, tidak boleh yang baik-baik melulu.

Kata Brewer-Hay:
“My words go straight up onto the blog, unedited.”
“It's got to be transparent.”
“There's got to be an authenticity to it,”
“…an honesty to it,”
“People can comment, too, and comments are going to be open.”
“You're going to get the good, the bad, and the ugly.”
“I have no prior agenda with any of the execs or people in the company.”
“That's a big, important thing.”

Yang menarik dari kata-kata sang blogger adalah:
Bagaimana bisa ia disewa untuk bicara secara independen?
Termasuk untuk menjelek-jelekkan eBay, seperti yang terjadi pada Wal-Mart Watch?

Inilah “roh” dari corporate blogging.
Corporate blogging bukanlah PR
Corporate blogging bukanlah topeng.
Corporate blogging bukanlah pupur dan gincu.
Corporate blogging adalah CONVERSATIONS yang sesungguh-sungguhnya.

Kalau orang seperti Richard Brewer-Hay bisa menjembatani perusahaan dengan setiap stakeholders baik di dalam maupun di luar perusahaan secara jujur, transparan, dan dilandasi trust.

Pertanyaannya kemudian: “Lalu fungsi corporate PR mau dikemanakan?”
Kita tahu selama ini fungsi Public Relation (PR) adalah membangun citra positif perusahaan: dengan ngomong positif ke wartawan dan media massa; dengan melakukan kegiatan-kegiatan corporate social responsibility; dengan menulis advertorial di sebanyak di sebanyak mungkin surat kabar mengenai perilaku baik perusahaan.

Namun celakanya, seringkali terjadi PR adalah layaknya salon kecantikan.
Fungsinya memoles wajah perusahaan dengan pupur dan gincu.
Agar yang jelek di dalam menjadi kinclong di luaran.
Agar yang busuk-busuk di dalam menjadi wangi di luaran.
Agar yang bopeng-bopeng jadi mulus bersinar.

Kalau orang PR masih menyikapi pekerjaannya seperti itu,
...maka bisa saya pastikan profesi PR bakal mati, kenapa?
Karena yang dibutuhkan bukannya PR Manager,
...tapi CHIEF BLOGGER OFFICER – CBO,
…seperti Richard Brewer-Hay.

Akankah profesi PR di jurang kehancuran?
Waaaah… kok menakutkan amat!?!?...


From: Yuswo Hady
LihatTutupKomentar