Rumus Sederhana Motivational Speaking

By Ikhwan Sopa

Tulisan ini saya rilis ulang terkait dengan note-nya Mas Yudi di sini:

http://www.facebook.com/note.php?note_id=85288173915&ref=mf

Ini adalah tentang cara mudah menyajikan materi motivasional, yang diinspirasi dari materi oleh:  Mahavir Mohnot.

Kita sering mendengar dua kata ini, motivational speaker. Seseorang berbicara di depan audience, dengan cara bicara yang amat meyakinkan, membuat semua orang terkesima, dan bisa merubah hidup para pendengarnya. Bagaimana mereka bisa melakukannya? Berikut adalah teknik yang paling umum digunakan oleh para motivational speaker.

LANGKAH PERTAMA

Pertama dan paling penting: Buatlah audience merasa nyaman dengan pernyataan atau ungkapan yang kurang lebih berkesan: "I am Ok, You are Ok". "Anda dan saya baik-baik saja."

"Saya senang sekali bisa bersama di ruangan ini, dengan sekelompok orang yang cerdas, pandai dan brilian! Dengan orang-orang hebat yang siap untuk belajar!"

Jangan dulu bicarakan tentang subyek atau topik utama Anda. Kuasai keahlian "rapport" Anda. Beri sinyal bahwa sesi Anda akan menyenangkan, atau bahkan heboh, dan penuh makna.

LANGKAH KEDUA

Mulailah berbicara dari sebuah titik yang disebut dengan "titik kesepahaman". Titik ini adalah sebuah cara pandang, atau persepsi, atau pemahaman di mana setiap orang akan mengatakan atau merasakan: "Ya! Memang begitulah adanya."

"Cinta, adalah salah satu hal paling berharga di dunia."

(contoh: Aa Gym dengan "betul?", Tung Desem dengan "boleh?", saya sendiri - ini sih kata orang - dengan "ya toh?"). Baca lagi note saya tentang teknik persuasi di sini, tentang kekuatan persuasi, khususnya bagian "Kerangka Persetujuan":

http://www.facebook.com/note.php?note_id=54600242065

LANGKAH KETIGA

Secara perlahan, bergeraklah ke "titik perbedaan", atau "titik ketidaksepahaman" atau "titik kontroversi". Di dalam bahasa pemrograman (NLP) ini erat hubungannya dengan "decision point", di dalam hypnosis ini erat hubungannya dengan menciptakan "cataleptic moment". Apapun itu, intinya Anda menggiring audience ke situasi tertentu.

Pergeseran ini harus dilakukan secara bertahap. Semua pergeseran itu harus merupakan pergeseran dari KEPALA ke HATI atau dari KEPALA ke PERUT. Dari alasan-alasan LOGIS ke persoalan PERASAAN dan SUASANA HATI.

"Kita mencintai kehidupan. Kita mencintai makhluk dan ciptaan Tuhan di bumi. Kita mencintai teman dan keluarga. Kita ingin semuanya terpelihara dan terpenuhi kebutuhannya. Kita ingin selalu ada di sana saat mereka memerlukan kita. Dalam suka dalam duka. Hanya dengan berada di sana, kita merasakan bahwa kita telah memberikan dukungan emosional. Hal terkecil yang bisa kita lakukan untuk orang-orang yang kita cintai, adalah dengan berada di sana bersama mereka. Ingatlah kembali bagaimana Anda berinteraksi dengan orang-orang yang Anda cintai... Ingatlah kembali bagaimana Anda mencintai kehidupan ini..."

"Jika orang-orang itu adalah orang-orang penting dalam hidup Anda, maka merekalah cinta kita. Itu berarti bahwa Anda dan saya... adalah juga orang-orang penting dalam kehidupan setiap orang."

"Dan jika kita mencintai mereka, maka mengapakah kita terus saja menghancurkan diri sendiri dengan berbagai perilaku yang buruk? Perilaku yang buruk di mata kita, dan di mata mereka -- orang-orang yang kita cintai itu?"

"Bayangkanlah beberapa tahun dari sekarang, jika seseorang yang kita cintai berada dalam masalah, atau berada dalam kesenangan dan kebahagiaan. Dan saat itu, mereka begitu ingin, sangat-sangat ingin berbagi semua itu dengan kita. Sangat ingin saling menaruh perhatian dengan kita? Dan..."

Pertahankanlah kontak mata, perhatikan bahasa tubuh audience Anda.

Di sini, Anda mulai bisa mengajak mereka menyelami kembali kehidupan masing-masing. Anda akan sangat terbantu jika Anda memanfaatkan kecanggihan audio visual.

LANGKAH KEEMPAT

Saat Anda bisa merasakan bahwa mereka telah mencapai suatu "titik tuned-in" dengan Anda, jangan buang kata lagi. Mintalah mereka melakukan sesuatu! Sesuatu yang sangat jelas, mudah dan realistis. Sesuatu yang harus dilakukan -- hari ini juga!

"Bisakah kita memutuskan -- sekarang -- dan berkomitmen mengakhiri segala perilaku buruk yang menyakiti dan melukai orang-orang yang kita cintai? Sebagai sebentuk rasa syukur kita kepada Tuhan?"

(misalnya, Anda bisa meminta audience Anda merenungkan sesuatu tentang "rasa syukur" seperti klip ini: http://www.youtube.com/watch?v=KT6FST2CPt0 )

Setelah itu Anda bisa melakukan break state, agar mereka bisa kembali berkonsentrasi.

"Mari kita tandai kesepakatan ini, dengan membubuhkan tanda tangan di kertas ini -- sekarang!"

LANGKAH KELIMA

Anggaplah mereka bisa menyetujuinya. Katakan bahwa Anda yakin dan percaya bahwa mereka semua akan melakukannya sesuai komitmen.

Berterimakasihlah pada mereka, dan tutup bicara Anda.

TIPS TAMBAHAN

Dalam setiap tahap, maksimalkan penggunaan kata "kita". Kita tahu. Kita harus. Kita bisa. Kita ingin. Kita berharap.

Gunakan metode pathos (emosional) yang lebih powerful. Cara termudah adalah dengan menggunakan kalimat konotatif seperti "Kita berharap, seperti kita berharap saat kita melihat langit akan runtuh."

Jangan lepas anak panah lebih dari yang diperlukan.

Jangan paksakan situasi emosional. Biarkan ia mengalir secara alamiah. Jika tidak, semuanya akan buyar.

Ingatlah bahwa satu CERITA TENTANG MANUSIA adalah lebih powerful dari pada seratus argumentasi, daripada ribuan fakta dan angka.

Buatlah seluruh sesi Anda dipenuhi dengan hypnotic language, Yes Factor, dan Wow Effect.

Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin menjadi motivational speaker atau ingin meningkatkan kekuatan bicara.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Public Speaker's Mental Builder
http://milis-bicara.blogspot.com
LihatTutupKomentar