Zappos's Customer Centric Culture Delivering WOW!

Baca artikelnya pak Roni di bawah ini.

WOW! Zappos yang sangat kondang Customer Centric Culture-nya memang mumpuni dalam keunggulan layanan.

Wow!! (lagi)...

===

Suatu malam, Tony Hsieh menginap di sebuah hotel di Santa Monica, California saat menghadiri sebuah konferensi.

Setelah konferensi yang melelahkan, ia bersama temannya berkumpul di kamar hotel seorang peserta. Salah satu temannya menelpon room-service untuk memesan pizza.

Mereka kecewa karena mendapatkan jawaban bahwa hotel tidak lagi melayani pesanan di atas jam 11 malam.

Seorang di antara mereka secara bercanda mengusulkan agar menelpon customer service Zappos untuk memesan pizza. Zappos memang dikenal dengan layanan customer service yang mengagumkan. Tapi, mengorder pizza lewat Zappos? Alangkah isengnya.

Awalnya, customer service Zappos merasa bingung dengan pesanan aneh ini. Namun ia segera “tersadar” dan menjawab agar si penelpon menunggu sebentar. Beberapa menit kemudian ia kembali dan memberikan daftar 5 restoran pizza delivery yang masih buka saat itu.

Wow!

Tony Hsieh sendiri kaget dengan respon seperti ini dari karyawannya. Ia tak menyangka karyawannya bisa “berimprovisasi” sedemikian rupa dalam pelayanan. Mungkin ini dampak dari tidak adanya script di layanan call centernya untuk menangani pemintaan yang aneh-aneh seperti ini. Tujuannya adalah agar si karyawan bisa berimprovisasi dengan leluasa dalam melayani.

Bagaimana dengan temannya Tony yang memesan pizza itu? Setelah mendapat pelayanan seperti ini, sekarang ia menjadi pelanggan tetapnya Zappos.

Dalam cerita lain juga dikisahkan bahwa jika pesanan pelanggan tidak tersedia di Zappos, customer servicenya dengan senang hati mencarikannya di toko online milik pesaingnya.

Woow!

Source:
Roni Yuzirman
http://roniyuzirman.wordpress.com


LihatTutupKomentar