Sistem Pendidikan di Indonesia - kurikulum computational thinking SD dan kurikulum informatika SMP (part-2)

Idealnya mahasiswa IT terutama yang jurusan pemrograman (Ilkom atau Teknik Informatika) adalah talent yang sdh akrab dengan pemrograman minimal sejak kelas 1 SMA. Idealnya sejak kelas 1 SMP dengan fondasi sejak SD! 

CONTOH: Silakan cek sebagai contoh saja, Channel Youtube Pemrograman Roblox - Sushimaster, milik seorang siswa SMP, yang sdh mulai aktif programming sejak kelas 1 SMP (kelas 7). Sebagai gambaran, setiap hari "ngoprek"/programming 5 jam-an per hari tanpa merasa terbebani karena merasa asyik dan seru. 

Strategi idealnya adalah: Idealnya siswa belajar computational thinking sejak SD dan belajar coding itu sejak SMP, shg saat Kuliah di Ilkom/Informatika mahasiswa bisa mengejar beban lain, dalam menyerap skill-skill lain terkait kompetensi inti pengembangan software yang notabene tidak melulu hanya coding… (tapi wajib jago coding, karena menjadi requirement).

Alhamdulillah, belakangan pemerintah sudah mengarah pada persiapan talent IT pemrograman secara jangka panjang, dalam hal ini kurikulum computational thinking sudah wajib masuk sbg INTRA KURIKULER sejak SD dan INFORMATIKA WAJIB masuk sejak SMP. 
(baca: Fokus pada komputasional thinking dan coding. Bukan yg berisi sekedar belajar ms office ya..). Hal ini dirintis sejak "kurikulum prototipe", yg mjd program pemulihan pandemi. 


Sumber: Materi Kurikulum Computational Thinking SD dan Kurikulum Informatika SMP

SARAN saya, jangan pernah berpikir bahwa menjadi pengembang IT (software) itu bisa dengan mengandalkan kursus singkat. Karena skill pemrograman itu termasuk tingkat kesulitannya paling tinggi diantara jurusan-jurusan lain dan pembelajarannya membutuhkan jam terbang tinggi.
LihatTutupKomentar